Catatan Sinalinali: Bumi MURAKATA di mata kamera

Tampilkan postingan dengan label Bumi MURAKATA di mata kamera. Tampilkan semua postingan

Sudut Kota

Sudut Kota

Bangunan tua ini dahulunya adalah sebuah hotel dengan nama "Hotel Merdeka".
Mungkin inilah hotel pertama yang dibangun di kota Barabai.
Sekarang hotel ini sudah beralih fungsi menjadi pertokoan.

Odong-odong terjebak banjir yang melanda kota Barabai pada hari Jum'at tanggal 4 Mei 2012.
Lokasi pasar Murakata (pasar lama) Barabai.

Banjir besar yang terjadi di kota Barabai pada hari Senen tanggal 8 April 2013.
Lokasi jalan P. H. M Noor (simpang empat Kemasan-Bulau).

Material Hutan bercampur sampah atau dalam bahasa setempat disebut "RABA" memenuhi permukaan sungai Barabai sepanjang 300 meteran (dari Kemasan Luar hingga Kampung Kopi).
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 13 Juni 2013, menyusul banjir bandang yang menerjang beberapa perkampungan di kecamatan Hantakan yang merupakan hulunya sungai Barabai.

Perang Meriam Spritus pada sore hari dalam rangka mengisi waktu menunggu bedug buka puasa yang dilakukan hampir setiap hari sepanjang bulan Ramadhan 1434 H.
Lokasi samping jembatan Rahmat kelurahan Bukat.

Bangunan tua berbentuk kotak yang terletak di seputaran alun-alun Dwi Warna ini adalah salah satu bangunan peninggalan jaman kolonial Belanda yang masih tersisa di kota Barabai.
Bangunan ini dahulu berfungsi sebagai gudang tempat penyimpanan alat pemadam kebakaran.

"Balarut"

Sungai Barabai di saat musim kemarau
terlihat deretan toilet tradisional suku Banjar yang disebut "BATANG" mengapung di atasnya.
Setiap "batang" ini diberi nama, biasanya penamaannya disesuaikan dengan keberadaan batang tersebut, misalnya "batang shulaha" karena letaknya di belakang masjid Shulaha, "batang lua" karena letaknya dekat dengan pohon lua, atau "batang cina" karena berada di belakang rumah orang cina, dan sebagainya.
Foto ini dijepret dari atas jembatan Shulaha ke arah hilir sungai.

Monumen ADIPURA kota Barabai
Lokasi simpang sepuluh Manjang.

"Tajun di jumbatan"
Lokasi jembatan Shulaha

Buncu Banua

Buncu Banua

Hutan Pegunungan Meratus

Mari kita lestarikan hutan kita dengan tidak menebang pohon dan/atau melakukan penambangan.

Dengan keikut-sertaan anda dalam memelihara hutan berarti anda telah :

1. Mencegah bahaya banjir dan longsor.

2. Membantu ketersediaan air bersih.

3. Menyelamatkan hewan dan tumbuhan dari kepunahan.

4. Menciptakan udara bersih dan hawa sejuk.

5. Membantu saudara kita dari etnis Dayak dalam memenuhi kebutuhannya.

6. Menyelamatkan ekosistem dari kerusakan.

Hutan ini terletak di desa Kundan kecamatan Hantakan kabupaten Hulu sungai Tengah provinsi Kalimantan Selatan.

Taman Wisata Pagat kecamatan Batu Benawa


Sungai desa Arangani terletak di kecamatan Hantakan berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Barabai. Pada malam Kamis tanggal 12 Juni 2013 yang lalu, sungai ini meluap hingga menenggelamkan perkampungan penduduk setinggi 2 meter sampai 3 meter.

Batu (yang dianggap) Keramat
terletak di puncak Gunung Balah desa Kundan kecamatan Hantakan.
Kalau dilihat dari bentuk fisiknya, batu ini sama saja dengan batu-batu di tempat lain, tidak ada hal yang menarik apalagi istemewa, namun entah mengapa oleh sebagian penduduk setempat bahkan dari daerah lain menganggap batu ini keramat, sehingga mereka meletakkan kain kuning (kain kuning adalah salah satu simbol keramat suku Banjar) dan kembang berbagai macam rupa di atas batu ini.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, peletakan kain kuning dan kembang tersebut biasanya berhubungan dengan keberhasil permohonan seseorang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dengan jalan bernadzar.