Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Monumen Jam


Monumen Jam
Di masyarakat Barabai monumen ini lebih populer dengan sebutan "TUGU JAM", meskipun namanya demikian, namun sudah sejak lama jamnya tidak terlihat lagi sehingga banyak sekali anak-anak usia sekolah tidak tahu nama monumen ini (saya berharap semoga secepatnya diperbaiki oleh pihak terkait). 
Tugu Jam Barabai
yang sudah tidak ada lagi jamnya

update foto pada bulan Oktober 2013

Monumen ini termasuk salah satu dari beberapa bangunan tua yang ada di kota Barabai, yang berdiri kokoh di tengah pusat keramaian kota. Pada jaman dahulu di sekitar monumen ini ada terminal antar kota atau taksian mutur kata orang Barabai dan pasar sehingga keberadaannya mempunyai peranan penting dalam mengingatkan warga tentang perihal waktu, maklum di jaman itu hanya segelintir orang yang mempunyai jam dan/atau arloji.

Saya sering bertanya kepada anak muda setempat tentang kapan tugu ini dibangun ? Hampir semua menjawab : dibangun sejak jaman Belanda, atau dengan jawaban : saya tidak tahu.

Tidak banyak memang catatan sejarah tentang keberadaan tugu ini, namun menurut beberapa sumber koresponden kami (rata-rata berusia sekitar 70 tahunan) menyebutkan bahwa monumen ini dibangun sesudah pembangunan monumen Keris tepatnya pada sekitar pertengahan tahun 1950an (ada yang bilang tahun 1954) saat itu kabupaten Hulu Sungai Tengah masih berbentuk kewedanaan yang berada dibawah pemerintahan kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan kecamatan Barabai waktu itu dipimpin oleh seorang camat yang bernama Muis (mungkin Abdul Muis Ridhani tetapi ketika saya konfirmasi tentang nama tersebut mereka menjawab tidak tahu nama sebenarnya). 


2 komentar:

  1. Semoga mendapat perhatian dari pemerintah. Kita sepatutnya tidak melupakan sejarah.

    BalasHapus