Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

"BARABAI ... RIWAJATMOE DOELOE"

Pemutaran film di bioskop "JULIANA THEATER" Barabai pada tahun 1926

Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda bioskop mungkin merupakan sebuah sarana hiburan yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang tertentu saja. Meski demikian, kota Barabai kala itu sudah memiliki dua buah bioskop, satu bernama INDERAH (mohon koreksinya kalau salah dalam penulisan) yang terletak di jalan Prinsen Adriaan weg atau jalan Ir. P. M. Noor sekarang menjadi pasar Garuda, cerita ini dituturkan oleh koresponden kami habib Abdullah bin Alwi Al-Habsyi, dan yang satunya lagi bernama JULIANA THEATER (seperti terlihat dalam gambar) yang terletak di jalan Karel van der Heijden weg sekarang menjadi jalan Brigjen H. Hasan Baseri, ini adalah bioskop pertama di kota Barabai yang dibangun pada tahun 1925.
Pemajangan poster film "The Alaskan" yang akan diputar di bioskop Juliana Theater Barabai pada tahun 1926
(sumber foto : www.kitlv.nl)

Poster berwarna versi aslinya, seperti yang terlihat pada foto di atas.
(sumber foto : www.allposters.de)



Salah satu dari sekian banyak film yang pernah dimainkan di bioskop Juliana Theater pada masa kolonial Belanda adalah film yang berjudul "DJAGO dari ALASKA" atau "THE ALASKAN" menurut versi aslinya, film ini diputar pada malam Sabtu tanggal 18 Juni 1926.
INI MALAM
SPECIAL BESAR
DJAGO dari ALASKA

(sumber foto : www.kitlv.nl)

The Alaskan adalah sebuah film "BISU" berdurasi 105 menit, bergenre drama petualangan berbumbu cinta yang diangkat dari sebuah novel karya James Oliver Curwood, dibintangi oleh Thomas Meighan, disutradarai oleh Herbert Brenon dan diproduksi pada tahun 1924 oleh sebuah perusahaan raksasa film Amerika Serikat "PARAMOUNT PICTURE" dan dirilis untuk pertama kalinya pada bulan September 1924.

Film ini bercerita tentang perjuangan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan anak dalam menentang kegiatan ekspoitasi hutan besar-besaran di daerah mereka "Alaska" oleh seorang pebisnis kotor.
Keluarga tersebut sering mendapat intimidasi dan kekerasan, sampai akhirnya sang ayah dibunuh oleh pihak pebisnis kotor. Sang anakpun meneruskan perjuangan seorang diri, ia mencoba minta bantuan kepada pemerintah namun tidak digubris, hingga akhirnya ia melakukan perlawanan dengan caranya sendiri. Akhir cerita sang anak berhasil menghentikan eksploitasi hutan setelah sang pebisnis kotor mati tertembak oleh anak buahnya sendiri yang mencoba menembak dirinya (sang anak).
-------

Menurut cerita, karena pada masa itu film yang dimainkan "bisu", maka untuk memecah kesunyian, diputarlah musik dengan menggunakan gramophone atau terkadang disiapkan beberapa pemain biola untuk melantunkan musik instrumen sepanjang pertunjukan film.
Masih menurut cerita, kalau kita tanya beberapa orang yang telah menonton film tentang cerita film yang ditontonnya, pasti jawaban mereka berbeda-beda, ini mungkin lantaran mereka menyimak film dengan menggunakan imajinasi masing-masing.  


Sumber referensi : 
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Alaskan 
http://www.mrqe.com/movie_reviews/the-alaskan-m100058558


Tidak ada komentar:

Posting Komentar