Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Harapan "Si Pendosa"

Harapan "Si Pendosa"


Ketika aku ditanya orang tentang hukum tahlilan dan kenduri kematian, maka kujawab, ulama berbeda pendapat, ada yang membolehkan dan ada yang melarang. Masing-masing mereka punya dalil.
Lantas aku ditanya lagi : "anda ikut pendapat yang mana ?". Lalu kujawab : "ikut yang membolehkan". 
Sebelum orang itu bertanya "mengapa ?", aku duluan bertanya padanya, "anda mau tahu alasannya ?", dia mengangguk sambil menyahut "iya". Lalu aku berkata : "Alasanku tidak berdasarkan dalil Al Qur'an dan/atau Hadits Nabi, karena hal itu wewenang para ulama pembuat fatwa dan sudah mereka sampaikan secara gamblang".
Alasanku lebih menitik-beratkan pada :
1. Aku ini bukan orang shaleh, malas beribadah dan lebih banyak berbuat dosa ketimbang mencari pahala, namun aku punya cita-cita bila mati nanti bisa masuk surga. Kalau berpatokan pada amalku, aku jelas tidak akan masuk surga, maka aku sangat berharap semoga dengan hadiah pahala dan doa yang dipanjatkan orang dalam kenduri kematian itu bisa menyelamatkan aku dari siksa api neraka.
2. Aku tidak mempunyai anak shaleh yang bakal mendoakanku.
3. Aku tidak memiliki banyak sedekah jariyah, yang akan menglirkan banyak pahala ke dalam kuburku..
4. Aku juga bukan ulama, da'i atau guru, jadi tidak banyak ilmu yang kuberikan kepada orang lain untuk diamalkan.
Namun seandainya aku ini orang shaleh, banyak beribadah, punya anak shaleh 100 orang bahkan lebih, bersedekah trilyunan Rupiah bahkan lebih dan punya murid jutaan orang bahkan lebih yang mengamalkan ilmu-ilmuku, aku akan tetap memilih dan mengikut pendapat yang membolehkan, mengapa ???
Karena aku takut kalau ibadahku tidak sesuai syari'at dan penuh riya.
Aku takut kalau anak-anakku yang shaleh tidak panjang umurnya.
Aku takut kalau sedekahku tidak ikhlas dan hanya untuk pamer kekayaan.
Aku takut kalau ilmu yang kuberikan itu hanya berdasarkan kesombongan dan merasa hebat.
Kalau demikian adanya, maka bukan pahala yang kudapat melainkan dosa yang kuperoleh.
Dan seandainya semua itu kulakukan dengan ikhlas, tidak cacat dan sesuai dengan syari'at, aku pun akan tetap memilih dan mengikut pendapat yang membolehkan, why ???
Karena aku ingin di surga nanti mendapat tempat yang lebih tinggi lagi dari hasil tambahan pahala yang dihadiahkan orang dalam kenduri kematian.

BEDA PENDAPAT ITU SEBUAH RAHMAT....

UKHUWAH ISLAMIYYAH HARUS TETAP TERJALIN... AGAR ISLAM SELALU JAYA..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar