Fort Barabai (Benteng Barabai)
Sejak kapankah bangsa Belanda untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di Barabai? Suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Namun
yang pasti Belanda datang kesini karena mereka tertarik melihat daerah Barabai dan
sekitarnya adalah sebuah kawasan yang strategis dengan tanah yang subur, hasil
hutan, perkebunan, pertanian dan kekayaan alamnya yang melimpah ditambah iklimnya yang
sejuk. Oleh karena ketertarikan itulah maka mereka membangun perkampungan
untuk mereka tinggali serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengeruk
kekayaan daerah ini. Agar perkampungan dan aset-aset mereka tidak diganggu oleh
punduduk asli (pribumi), merekapun membangun sebuah benteng yang dikemudian hari
dikenal dengan “Fort Barabai (Benteng Barabai)”.
“Fort Barabai
(Benteng Barabai)” di tahun 1867
Menurut orang-orang tua kita, setelah kemerdekaan benteng
ini dijadikan markas tentara kita dan dibekas lokasi benteng ini sekarang
berdiri Kantor Bupati.
Sejak pecahnya Perang Banjar pada tanggal 18 April 1859,
benteng ini sering sekali diserang, namun serangan terbesar terhadap benteng ini
terjadi pada tanggal 3 Juli 1861 yang dipimpin oleh Raksa Yuda.
Selain pertempuran di benteng ini, pertempuran besar
lainnya yang juga pernah terjadi di Barabai dan sekitarnya adalah diantaranya :
Pertempuran di Pamangkih, Walangku, Kasarangan, Pantai
Hambawang, Barabai dan Aluan pada tanggal 8 Maret 1860.
Pertempuran di Tanah Habang pada tanggal 1 Mei 1860.
Pertempuran di Pagat pada tanggal 18 Mei 1861.
Pertempuran di Barabai yang dipimpin oleh Gusti Wahid
pada tanggal 27 Mei 1861.
Pertempuran di benteng Limpasu pada tanggal 1 Agustus
1861.
Pertempuran di Jatuh yang dipimpin oleh Penghulu Muda
pada tanggal 5 Desember 1861.
Pertempuran di Jatuh kedua juga dipimpin oleh Penghulu
Muda pada tanggal 26 Desember 1861.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar