Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Marius Knappert (1871-1906)

Pejabat penting Belanda terbunuh di Barabai tahun 1906

Marius Knappert lahir pada bulan Maret tahun 1871 di kota Schiedam Belanda. Knappert datang ke Indonesia (dahulu bernama NEDERLAND INDIE) pada tahun 1893, setelah ia lulus ujian pada sebuah kantor yang mengurusi layanan kependudukan (Ambtenaars voor den Indischen dienst).

Di Indonesia, Knappert mendapat kepercayaan dari pemerintah kolonial Belanda untuk menduduki sebuah jabatan penting yaitu sebagai pengawas pemerintahan dalam negeri (controleur van binnenlandsch bestuur) di berbagai daerah, terakhir ia bertugas di keresidenan Palembang dan Bengkulu sampai tahun 1903. Kemudian ia mengambil cuti selama setahun untuk bepergian ke benua Eropa.

Pada akhir tahun 1904 Knappert kembali lagi ke Indonesia dan ditugaskan di Barabai sebagai pengawas pemerintahan dalam negeri (controleur van binnenlandsch bestuur) seperti jabatannya semula. Hingga akhirnya ia terbunuh pada bulan Januari 1906 dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh orang-orang pribumi terhadap pemerintah Belanda.
M. Knappert terbunuh di Barabai pada usia 35 tahun
Sumber foto : www.geheugenvannederland.nl/


Seorang tentara Belanda yang bernama J.G. Moojen bercerita :
Pada sore hari tanggal 20 Januari 1906 datang sebuah pesan kepada pemerintah Belanda di Barabai yang menyebutkan bahwa ada sekelompok orang-orang pribumi yang datang dari arah timur ingin menyerang. Maka pemerintah Belanda bergegas menyiapkan sebuah pasukan yang terdiri dari beberapa prajurit terlatih dan seorang komandan pasukan untuk dikirim menghadang pergerakan kelompok tersebut. Turut pula dalam operasi ini "Knappert sang pengawas pemerintahan" dan kepala distrik Batang Alai yang bernama Kyai (sebutan untuk kepala distrik pada jaman Belanda) Hasan.

Sehari kemudian, tepatnya pada tanggal 21 Januari tahun 1906, di sore hari kedua belah pihak bertemu dan mengadakan perundingan. Perundingan berjalan alot dan menemui jalan buntu, hingga akhirnya terjadi peperangan.
Dalam perang ini pihak Belanda kehilangan 3 orang tewas, 2 orang perwira dan satu pegawai negeri sipil yang salah satunya adalah "Knappert" serta beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

Knappert terluka di sekujur tubuhnya akibat terkena serangan senjata tajam dan tiga tombak yang bersarang di bagian kiri tubuhnya, dia meninggal satu jam kemudian lantaran banyak kehabisan darah. Adapun kepala distrik Batang Alai Kyai Hasan juga mengalami luka parah namun masih beruntung, tidak ikut terbunuh.

Referensi diambil dari buku berbahasa Belanda yang berjudul "Tijschrift voor het  binnenlandsch bestuur" halaman 75, yang didownload dari : Universiteit Leiden Colonial Collection (KIT) kemudian diterjemahkan dengan https://translate.google.com
Cover buku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar