Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Dr. K. Helbig (1903-1991)

Catatan perjalanan Dr. K. Helbig* seorang ilmuwan Jerman di bumi Murakata pada tahun 1937
Dr. K. Helbig di saat berusia 85 tahun
Barabai adalah sebuah wilayah yang berada di sekitar pegunungan Meratus, letaknya di sisi barat daya Barito, sebuah kawasan yang makmur dengan populasi yang padat dan tergolong daerah yang maju di tanah Banjar.

Adapun perjalanan Helbig di bumi Murakata dimulai dari daerah distrik Batang Alai. Selama beberapa hari berada di daerah ini, di sepanjang jalan yang dilewatinya, Helbig sering mendapat hinaan dan cemooh serta gangguan dari penduduk setempat, hingga membuatnya tidak nyaman dan merasa terganggu. 
Helbig juga sempat menyaksikan penangkapan seorang pencuri sepeda di pasar Birayang, pencuri tersebut kemudian dimasukkan untuk sementara ke dalam sel gelap dan terkunci yang berada di kantor distrik, untuk selanjutnya akan dikirim ke penjara Barabai.
Aktivitas di pasar Birayang yang penuh sesak pada tahun 1937


Dari Birayang, perjalanan kemudian diteruskan menuju kota Barabai dengan menumpang sebuah mobil. 

Padahal dalam perjalanan sebelumnya, dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Tengah, terus ke Kalimantan Timur hingga memasuki bumi Murakata Helbig tidak pernah menumpang mobil, semua rute perjalanannya dilakukannya hanya dengan jalan kaki atau sesekali naik perahu, mungkin lantaran banyaknya hinaan dan cemoohan yang ia dapati di distrik Batang Alai, maka ia memutuskan untuk meneruskan perjalanan dengan naik mobil.**

Sesampainya di kota Barabai Helbig merasa lapang dan dapat bernapas lega. Di kota ini ia menumpang inap di rumah rekan senegaranya yang bekerja pada pemerintah kolonial Belanda. Oleh rekannya ini, Helbig diberi makanan, fasilitas dan akomodasi yang cukup, bahkan terbilang mewah untuk ukuran jaman itu, di rumah ini ia dapat mendengarkan radio musik, membaca majalah dan bermalas-malasan di kursi goyang. Selain itu ia juga dapat bersembahyang dengan tenang di sebuah ruang yang indah, lantaran semua inilah Helbig merasa kembali ke tengah peradaban.

Ketika berjalan-jalan di kota Barabai Helbig melihat sekelompok tahanan (narapinada) sedang melakukan kerja-sosial dengan membersihkan jalanan, di bawah pengawasan ketat petugas terkait.

Hingga awal tahun 1980an pemandangan seperti ini masih sering terlihat, para narapidana berkepala gundul yang sudah hampir bebas disuruh membersihkan jalanan terutama jalan-jalan di sekitar lapangan Dwi Warna dari sampah dan rumput liar. Selain itu mereka juga disuruh membersihkan parit dan saluran air yang ada di kota Barabai dari sedimentasi yang menghalang lajunya air.
Entah sekarang ..... I don't know ??? ** 
Penjara Barabai di jaman kolonial Belanda
(Sumber foto : www.kitlv.nl)

Keterangan :

*Dr. K. Helbig atau nama lengkapnya "Karl Martin Alexander Helbig" (lahir pada tanggal 18 Maret 1903 di Hildesheim, Jerman dan meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 1991 di Hamburg, Jerman) adalah seorang penjelajah berkebangsaan Jerman yang ahli di bidang ilmu geografi dan etnologi.
Dia pernah melakukan ekspedisi berbahaya melintasi hutan di pulau Kalimantan sejauh lebih dari 3000 KM, yang kebanyakan rute perjalanannya itu ia tempuh dengan berjalan kaki . Ekspedisi tersebut memakan waktu 8 bulan, dimulai pada bulan April 1937 dari kota Pontianak Kalimantan Barat menuju Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan berakhir di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan pada bulan Nopember 1937.
(Sumber : https://de.wikipedia.org/wiki/Karl_Helbig)

**Teks miring dan berwarna biru adalah tambahan dari penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar