Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Onderafdeeling Barabai dalam LINTASAN PERISTIWA

BARABAI KITA
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, Barabai hanyalah ibukota sebuah onderafdeeling atau kewedanaan atau wilayah pembantu kabupaten yang berada di bawah pemerintahan administrasi afdeeling van Hoeloe Soengai yang berkedudukan di Kandangan.  Meskipun kotanya sangat kecil, namun Barabai tergolong kota yang maju. Berikut ini adalah beberapa catatan sejarah tentang kemajuan kota Barabai dan beberapa peristiwa penting lainnya di masa itu :


1. Pada tahun 1918 atau hampir 100 yang lalu Barabai sudah memiliki jaringan telepon, pesanggrahan (semacam hotel yang dikelola oleh pemerintah daerah) dan juga sekolah.
Di kala itu Barabai merupakan daerah penghasil padi bagi daerah lainnya di sekitar hulu sungai, sehingga pada masa itu orang Belanda menjuluki Barabai sebagai "RIJSTSCHUUR van OELOE SOENGAI" atau "LUMBUNG PADI HULU SUNGAI".
Baca : Gambaran kota Barabai pada tahun 1918

Selain itu, di tahun ini pula, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat, Belanda membangun beberapa infrastruktur kota yang lebih permanen, salah satunya adalah pembangunan los "Pasar Barabai".

Los pasar ini sebelumnya hanya terbuat dari bambu
(Sumber foto : www.kitlv.nl)
---



2. Pada tahun 1921 di Barabai dibentuk dewan rakyat (semacam DPRD sekarang) atau dalam bahasa Belandanya disebut dengan "Plaatselijke Raad van de Onderafdeeling Barabai". Pembentukan dewan rakyat ini berdasarkan Staatsblad tahun 1921 nomor 368. Dewan rakyat ini beranggotakan 27 orang, dengan rincian 26 orang warga pribumi dan satu orang dari bangsa lain yang biasanya dari bangsa Belanda atau bangsa eropa lainnya. 
Dengan terbentuknya dewan rakyat ini maka Barabai menjadi daerah otonomi.
Sumber : buku VEREENIGING VAN NEDERLANDSCHE GEMEENTEN 1912-1937 halaman 152
Tabel jumlah anggota dewan rakyat di berbagai daerah
Sumber : buku INDISCH VERSLAG 1932 halaman 431
---




3. Pada tahun 1925.
>> Dibangunnya bioskop Juliana Theater.

>> Pembangunan pabrik penggilingan padi dan pabrik es pertama di kota Barabai oleh seorang pengusaha tiongkok yang bernama LIM SEK TJHIANG.
Baca : LIM SEK TJHIANG WEG

>> Berdirinya perusahaan listrik umum yang dikelola oleh sebuah perusahaan milik pemerintah lokal yang bernama Regentschaps Elekticiteit bedrijven. Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1927, jalan-jalan di kota Barabai mulai dipasangi lampu penerang jalanan. Pada tahun 1939 jumlah bangunan yang teraliri listrik hanya sebanyak 319 buah dan daya yang diperlukan untuk memenuhi semua pelanggan tersebut sebesar 207 KWh.

Menurut cerita, di masa itu semakin jauh jarak lampu dari mesin pembangkit listrik maka semakin redup cahaya lampu yang dihasilkan.

Sumber : buku INDISCH VERSLAG 1940
STATISTISCH JAAROVERZICHT VAN NEDERLANDSCH-INDIË OVER HET JAAR 1939 halaman 333
---



Sumber lainnya : 
- Sejarah Nasional Indonesia V : Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda karangan Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto halaman 206.
---

4. Pada tahun 1920an, Barabai sudah memiliki sedikitnya dua buah restoran, sebuah berada di jalan Karel van der Heijden (sekarang jalan Brigjen. H. Hasan Baseri) dekat dengan hotel Merdeka dan sebuah lagi berada di sekitar alun-alun kota (sekarang lapangan Dwi Warna).
"Barabai Restaurant" yang terletak di sekitar alun-alun kota






(Sumber foto : www.kitlv.nl)
---

5. Pada tahun 1930an, kota Barabai sudah memiliki 3 buah "benzine pomp" atau stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Ketiga SPBU ini berada di jalan Karel van der Heijden (sekarang jalan Brigjen. H. Hasan Baseri) dan letaknya sangat berdekatan. Jarak antara satu SPBU dengan SPBU lainnya tidak lebih dari 300 meter.
"Benzine pomp" yang terletak di depan Toko Tujuh
---



"Benzine pomp" yang terletak di depan bioskop Juliana Theater
---




Di bekas lokasi "benzine pomp" ini, sekarang berdiri tower air tempat pengisian mobil pemadam kebakaran di depan Taman Bawah Asam
(Sumber foto : www.kitlv.nl)
---

6. Pada tahun 1933, tepatnya pada tanggal 31 Agustus di kota Barabai diselenggarakan pemeran pertanian atau "Landbouwtentoonstelling".

Salah satu stand peserta Pameran Pertanian (Landbouwtentoonstelling) yang diselenggarakan di kota Barabai
---








7. Pada tahun 1935 di Barabai dibangun sebuah sekolah rakyat khusus perempuan dengan nama "Inlandsche meisjesschool Barabai". Setelah masa kemerdekaan sekolah ini beberapa kali berganti nama, mulai dari Sekolah Rakyat (SR) 4 kemudian berganti menjadi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dahlia, sekarang bernama SDN Barabai Timur 2.
Sumber : Buku INDISCH VERSLAG 1937 halaman 238





Di tahun 1935 ini juga berdiri sebuah perusahaan di bidang perkaretan dengan nama "N.V* Sjarikat Penanam Dagang Borneo" yang berkantor pusat di Barabai. Dalam perusahaan ini tergabung 290 buah pabrik pengolahan karet dan gudang asap milik rakyat yang tersebar di seluruh afdeling Hoeloe Soengai. Tujuan dari perusahaan ini adalah untuk mengorganisir dan memantau penjualan lembaran karet asapan ke luar negeri.
Sumber : Buku INDISCH VERSLAG 1936 halaman 173




Keterangan :
*N.V adalah singkatan dari "Naamlooze Vennootschap" yang dalam bahasa Indonesia berarti Perseroan Terbatas (PT). 



1 komentar:

  1. saya jadi paham sekarang..kenapa lambang kota barabi itu ada pohon karet dan lambang setangkai padi adalah karena mungkin barabai sudah piawai dengan usaha di bidang pemasaran hasil kebun karet tersebut di tahun 1935 itu jadi hal itulah mungkin yang menjadi dasar pembuatan ide lambang kabupaten HST . terimakasih atas info nya....salam kenal

    BalasHapus