Pesan Pangeran Antasari : " Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang .... Jangan bacakut papadaan kita "
(Kalau tidak ingin tanah air kita diobrak - abrik orang .... Jangan bertengkar, apalagi berantam sesama kita)

Serba Serbi Meratus


KALUNG ETNIK DAYAK MERATUS

Bila anda pernah berkunjung kepemukiman Dayak Meratus, terutama di kecamatan Batang Alai Timur kabupaten Hulu Sungai Tengah, anda pasti pernah melihat bocah-bocah di sana, baik laki-laki maupun perempuan memakai kalung yang khas yang jarang atau bahkan tidak anda dapati di tempat lain. Ya... itu karena kalung yang mereka kenakan merupakan kalung etnik mereka. 

"Injut" misalnya, seorang bocah Dayak Meratus sub Rungkah dari kampung Maliringan desa Muara Hungi kecamatan Batang Alai Timur kabupaten Hulu Sungai Tengah, di lehernya berkalungkan sebuah liontin yang terbuat dari logam kuningan berbentuk bulat dan di tengahnya ada lobang persegi empat dengan tali pengikatnya terbuat dari nylon atau tali belati. Oleh warga setempat kalung tersebut dinamai "Kalung Pisih".
Kalung Pisih
Kalung Pisih bukanlah kalung sembarangan yang bisa dipakaikan kapan saja dan kepada siapa saja. 
Kalung ini dipilih dan dipakaikan oleh Balian (pemuka agama kepercayaan Dayak Meratus) kepada seorang anak yang sering sakit-sakitan melalui serangkaian ritual yang bisa memakan waktu hingga semalaman suntuk. Dalam ritual itu, dihadirkan sebuah "AMPATUNG" (patung) mirip anak-anak yang nantinya akan digantung di bawah atap di depan rumah.
Ampatung
Kalung tersebut dipasangkan di leher si bocah secara permanen (tidak bisa dilepas). Jadi kalung ini akan selalu tergantung di leher selama puluhan atau belasan tahun dan selalu terbawa saat beraktivitas, baik tidur, mandi, bersekolah dan sebagainya, sampai si bocah menginjak usia remaja. Bahkan ada yang baru melepaskannya ketika mau berumah tangga.

Selain Kalung Pisih, masih ada lagi kalung jenis lain, di antaranya :

1. Kalung Uang, terbuat dari uang logam.

2. Kalung Anggit, terbuat dari potongan logam berbentuk rantai yang dikaitan di tali pengikat.
Kalung Anggit
3. Kalung Kili, terbuat dari kawat besi berbentuk silinder yang dirangkai menjadi bentuk sebuah cincin, semacam besi pemberat pada jala untuk menangkap ikan, warga setempat menyebutnya "Batu Rahap" atau "Batu Lunta".
Kalung Kili
Semua kalung tersebut di atas, dipercaya memiliki manfaat yang sama, yaitu untuk kesehatan dan untuk menangkal berbagai macam aura negatif, juga kejahatan yang berasal dari roh-roh halus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar